Selasa, 10 Maret 2015

Dampak Bahaya Makan Gorengan bagi Kesehatan

Dampak Bahaya Makan Gorengan bagi Kesehatan
Dampak Bahaya Makan Gorengan bagi Kesehatan. Gorengan adalah makanan favorit semua orang di Indonesia. Gorengan bisa di santap kapan saja dan di mana saja. Rasanya yang gurih mudah didapat membuat gorengan semakin diminati selain harganya yang sangat murah. Akan tetapi, walaupun memiliki rasa yang enak dan gurih, perlu diperhatikan juga bahwa makanan ini akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan apalagi jika terlalu sering mengkonsumsinya. Bukan sesuatu yang baru memang, kenyataan bahwa gorengan yang banyak mengandung minyak dan dikonsumsi secara terus menerus akan menjadi sumber kemunculan penyakit seperti kolesterol, jantung, tekanan darah tinggi, kegemukan, dan masih banyak lagi.
Tidak ada salahnya mengkonsumsi makanan favorit tapi harus di kontrol dan di atur pola makannya, tidak terlalu berlebihan. Gorengan terbukti mengandung lemak jenuh yang sangat tinggi dan hal inilah yang menjadi sumber penyakit jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Apalagi gorengan di beli dari pedagang langganan di pinggir jalan, dampak bahaya makan gorengan bagi kesehatan akan terlihat dari kebersihan yang belum tentu seratus persen dipercaya. Selain itu, plastik untuk membungkus gorengan belum tentu steril apalagi plastik yang digunakan merupakan plastik daur ulang.
Membeli gorengan adalah yang paling praktis karena tidak perlu repot di rumah, justru inilah yang menjadi sumber yang mengancam kesehatan para pecinta gorengan. Tidak hanya mengenai kebersihan tempat dan gorengan itu sendiri, melainkan polusi lingkungan tempat berjualan yang biasanya berada dipinggir jalan membuat gorengan sangat minim kesehatannya. Dampak bahaya makan gorengan bagi kesehatan seseorang sangatlah jelas dan nyata. Baik dari segi kebersihan, dari segi kandungan dari gorengan juga mengancam kesehatan konsumennya. Secara jelas, berikut ini sejumlah dampak bahaya makan gorengan bagi kehatan yang harus diperhatikan.

Dampak Bahaya Makan Gorengan

Terlalu banyak mengkonsumsi gorengan akan rentan mengalami gangguan pencernaan. Hal ini karena gorengan mengandung lemak yang tinggi. Bagi yang memiliki sistem pencernaan yang sensitif makan gorengan akan menjadi momok terjadinya masalah pencernaan.
Gorengan yang mudah terkontaminasi bakteri yang berbahaya apalagi gorengan yang dijual dipinggir jalan yang mana sangat rentan terkena debu, asap dan polusi jalanan lainnya. Penggunaan minyak goreng yang berkali-kali atau penggunaan minyak goreng bekas dalam proses penggorengan akan membuat gorengan mengandung radikal bebas epioksida yang membahayakan kesehatan tubuh.
Lemak trans yang terdapat pada gorengan akan memiliki dampak buruk seperti memicu kolesterol jahat tinggi, terserang jantung, kanker, dan penyakit lainnya.
Bisa menimbulkan rasa nyeri pada dada yang disebabkan adanya pergerakan asam lambung menuju esofagus. Hal ini disebabkan oleh terlalu sering mengkonsumsi gorengan dalam jumlah banyak. Jadi, kurangi makan gorengan agar terhindar dari nyeri dada atau bisa menggantinya dengan makanan yang direbus atau dikukus.
Dalam jangka panjang, dampak bahaya makan gorengan adalah terserang kanker usus besar. Kanker tidak hanya karena pola makan yang tidak baik tapi juga kebiasaan buruk dalam mengonsumsi makanan juga menjadi pemicunya. Dalam membuat atau menggoreng biasanya menggunakan minyak yang telah berulang kali digunakan. Penggunaan yang terlalu sering dan berkali-kali juga akan meningkatkan pembentukan asam empedu yang ada dalam usus yang mengakibatkan usus mengalami iritasi.Selain rentan terserang kanker usus besar, dampak bahaya makan gorengan adalah terjadinya penyakit tukak lambung. Penyakit ini membuat luka di sekitar lambung ataupun usus yang akan menghasilkan rasa nyeri dalam sistem pencernaan dan hasil akhirnya sistem pencernaan bermasalah.
  
Gorengan juga menjadi berbahaya ditambah dengan tempat untuk membungkus gorengan tersebut yang menggunakan kertas bekas atau plastik daur ulang yang memang nyata bahayanya. Dampak negatifnya akan berdampak pada kerusakan otak, syaraf, reproduksi, dan bagian organ dalam lainnya.
  
Mencegah lebih baik dari pada mengobati dan itu adalah hal yang bijak dilakukan. Setelah mengetahui dampak bahaya makan gorengan, mulai dari sekarang kurangi untuk mengkonsumsi gorengan secara berlebihan dan tterlalu banyak. Hal ini dilakukan untuk menjamin kesehatan yang lebih lama. Sebaik perbanyaklah mengkosumsi makanan yang direbus atau di kukus karena lebih aman dan minim efek samping.

Setelah mengetahui dampak buruk makan gorengan, tentunya anda sudah tau dan lebih memperhatikan makan gorengan untuk kedepannya. Selain itu kami punya tips bagi kami yang ingin merawat mata, baca Cara Merawat Mata.

Bahaya Makanan Jajanan Di Sekitar Kita

Bukan kali pertama kalau diberitakan jajanan anak sekolah (dan orang dewasa) tidak menyehatkan. Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang.
Jangka pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering ditemukan.
Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila bahan tambahan dalam makanan-minuman bersifat pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan lainnya.
Kita menyaksikan hampir semua kalangan di Indonesia, baik anak sekolah, orang kantoran di kota besar, apalagi yang di pedesaan, rata-rata sudah tercemar oleh beragam bahan kimiawi berbahaya dalam makanan, kudapan, atau penganan jajanan mereka.
Mengandung Zat Warna Tekstil
Sebagai contoh adalah saus tomat. Tidak sedikit saus tomat yang beredar terbuat dari ubi, cuka, dan zat warna tekstil (rhodomin-B). Zat warna tekstil inilah yang diperkirakan berpotensi menimbulkan keluhan tersebut.
Tidak hanya sekadar pusing belaka yang ditakutkan, melainkan juga bahaya jangka panjangnya. Zat warna tekstil jenis itu bersifat pemantik munculnya kanker bila dikonsumsi rutin untuk waktu yang sama.
Kita menyaksikan yang ada di meja makan warung nasi, penjual bakmi bakso, dan kantin sekolah, kemungkinan besar jenis saus tomat semacam itu. Kalau tidak, kenapa harganya bisa rendah sekali? Kecurigaan harus muncul bila ada saus tomat semurah itu.
Bukan cuma dalam saut tomat, zat warna tekstil rhodomin-B juga konon pernah ditemukan dalam lipstik dan pemerah pipi, selain bahan pewarna panganan dan jajanan, termasuk mungkin dalam sirup murah.
Dalam sebuah reportase sebuah stasiun TV swasta menyiarkan tayangan pembuatan sirup yang dijajakan di sekolah tersebut kurang higienis, memakai air mentah (belum dimasak) dan zat warna buatan yang diduga rhodomin-B juga.
Sirup dan limun murah di jajanan sekolah ini yang membuat kita prihatin. Generasi anak sekolah (pinggiran, dari ekonomi kurang mampu) kita tengah memanggul risiko terkena kanker saat dewasa, selain bahaya infeksi perut dadakan.
Bahaya Cacing
Melihat kondisi seperti ini, semakin murah-meriah suatu jajanan, boleh disimpulkan semakin besar berisiko membahayakan kesehatan. Bahaya jangka panjang yang lain juga muncul bila jajanan sampai tercemar cacing.
Kebanyakan sayur mayur mentah (pernah diselidiki) di supermarket mengandung telur cacing perut karena konon sebelum dibawa ke kota, dibersihkan memakai air selokan di gunung. Air selokan umumnya sudah tercemar tinja berpenyakit (penderita penyakit cacing perut).
Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjaja makanan (gado-gado, rujak, buah dingin, karedok, ketoprak) bila penjaja makanan (food handle) mengidap penyakit cacing.
Sehabis penjaja makanan buang air besar dan tidak membasuh tangan dulu tetapi langsung menyajikan makanan, telur cacing di kuku jemarinya akan mencemari makanan jajanannya.
Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon dan pindah ke makanan jajanan. Cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari makanan jajanan.
Sering pengidap cacing tidak merasakan keluhan apa-apa, termasuk orang gedongan dan pekerja kantoran. Biasanya baru kedapatan cacingan kalau iseng melakukan pemeriksaan laboratorium tinja. Tahu-tahu ada telur cacingnya.
Pada anak sekolah, cacingan bisa berakibat kekurangan darah (anemia). Baru-baru ini diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah dasar (sampel sebuah yayasan LSM) menderita anemia. Besar kemungkinan, selain sanitasi yang buruk, penyebabnya bersumber dari jajanan harian yang tercemar cacing perut.
Bahan-Bahan Berbahaya
Pada intinya adalah sudah saatnya kita selaku orang tua maupun orang dewasa hendaknya berhati-hati apabila kita atau anak kita jajan di luar. Tentunya kita tidak ingin apabila kita apalagi anak kita mengidap penyakit kanker atau cacingan bukan?
Sebagai tambahan wawasan, berikut ini beberapa bahan-bahan berbahaya yang sering digunakan oleh penjual jajanan yang tidak bertanggung jawab. Semoga dengan mengetahui jenis dan bahayanya, kita lebih berhati-hati di kemudian hari.
Gula bibit
Selain pewarna, jajanan kaki lima yang memang buat kantong ekonomi lemah, dengan harga yang lebih terjangkau, tak mungkin sepenuhnya menggunakan gula asli (gula pasir maupun gula merah), melainkan memilih gula bibit.
Kita tahu gula bibit tidak semuanya aman bagi kesehatan. Sebut saja gula sakarin dan aspartam, yang jauh lebih murah dibanding gula asli. Bisa dipastikan jenis gula bibit murah begini, yang sudah dilarang digunakan, masih saja dipakai oleh rata-rata pembuat makanan dan minuman rumahan.
Limun, sirup, saus dan kecap murah, hampir pasti mencamprukan gula bibit, kalau bukan seluruhnya bahan kimiawi berbahaya ini. Pemanis buatan lain tentu ada yang lebih aman, dari daun stevia, misalnya.
Namun, karena harganya tidak terjangkau untuk membuat kudapan murah, pedagang memilih gula buatan yang lebih murah.Belakangan pemanis buatan aspartam juga gencar dilarang, lantaran efek buruknya, antara lain diduga terhadap otak. Namun, masih banyak jajanan dan penganan, selain industri makanan yang menggunakan aspartam.
Penyedap
Perhatikan bagaimana tukang bakso pinggir jalan menambahkan bumbu penyedap (sodium gluamic). Dahulu, untuk menuangkan bumbu penyedap (disebut mecin, vetsin) memakai sendok khusus terbuar dari kayu dengan penampang seujung kelingking.
Maksudnya paling banyak disedok pun, takarannya hanya seujung kelingking itu. Tidak demikian hal sekarang, rata-rata dituang langsung dari kantong plastik kemasan atau memakai sendok makan.
Semakin banyak penyedap dituangkan, semakin gurih rasa barang jualannya.Dari kacamata ekonomi, akan lebih menguntungkan bila menuangkan lebih banyak penyedap karena menambah lezat cita rasa jajanan.
Air putih (bukan kaldu) yang dibubuhi penyedap banyak-banyak dengan cara murah dan mudah menjadi sangat menyerupai kuah kaldu yang harus tinggi modalnya. Apa bahaya mengkonsumsi penyedap banyak-banyak?
Ya, bila dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, penyedap buruk efeknya terhadap susunan saraf pusat, selain efek alergi bagi yang tidak tahan (post resntaurant syndrome), juga pusing-pusing sehabis makan di restoran (akibat penyedap).
Bagi mereka yang ingin aman, selain minta tidak pakai penyedap bila memeasan makanan restoran, masakan di rumah sendiri sama sekali bebas penyedap buatan. Rasa gurih sehatnya cukup hanya mengandalkan bahan alami, seperti rasa kaldu ayam, sapi atau ikan belaka. tanpa perlu menambahkan bumbu penyedap buatan.
Formalin
Kita juga mengenal bahan formalin. Selain digunakan buat pengawet mayat agar tidak lekas membusuk, formalin juga masuk ke indsutri makanan (rumahan). Bukan baru sekarang kita mendengar atau mungkin membaca kalau formalin juga masuk industri pembuatan tahu.
Agar awet tidak lekas rusak (basi), industri tahu (murah) juga memanfaatkan formalin, agar tidak sampai merugi. Tahu yang berformalin dijajakan di mana-mana. Padahal, formalin juga tidak menyehatkan.
Masalahnya, bagaimana mengontrol begitu banyak dan luasnya industri rumahan tahu di Indonesia? Formalin juga dimanfaatkan untuk proses pembuatan ikan asin. Penjualan ikan asin di suatu daerah, baru-baru ini diberitakan menurun akibat kedapatan pembuatannya memakai formalin agar lebih awet.
Selain formalin kita juga membaca atau mendengar pembuatan bakso mencampurkan bahan kimiawi boraks juga, selain beberapa jenis bahan kimiawi yang sudah terbukti membahayakan kesehatan, masih lolos tak terkontrol.
Betapa longgarnya kendali terhadap pemakaian bahan-bahan berbahaya karena memang tidak mudah rentang kendali untuk ribuan industri makanan dan minuman rumahan, termasuk jamu rumahan.
Minyak goreng bekas
Disinyalir, kebanyakan jajanan gorengan pinggir jalan juga menggunakan minyak goreng bekas, kalau minyak goreng yang sudah dioploas dengan minyak lain yang lebih murah. Minyak goreng oplosan ini yang diduga membahayakan kesehatan.
Kita sudah tahu kalau minyak goreng bekas (jelantah) bersifat karsinogenik juga. Restoran ayam goreng yang tidak memakai lagi minyak goreng habis pakainya, menjualnya ke penjual gorengan pinggir jalan.
Kalau dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, tentu sama tidak sehatnya dengan bahan karsinogenik lainnya. Termasuk jika kita melakukannya juga di rumah sendiri.


sumber diperoleh dari http://pondokibu.com/bahaya-makanan-jajanan-di-sekitar-kita.html

Profil Pembuat Blog

Nama Adam Kusuma lahir di Jakarta tanggal 6 Juni 1996 anak ke 2 dari 2 bersodara,saya tinggal di Yogyakarta.Keseharian saya cuma tidur dan main :D

Tujuan saya membikin blog ini karena kasian terhadap generasi penerus agar tidak seperti saya yang sangat standar kepintarannya karena terpengaruh oleh makanan dipinggir jalan yang terkadang tidak baik untuk kesehatan badan yang menyebabkan suber penyakit ditubuh

Kamis, 19 Februari 2015

Bahaya Makanan Pinggir Jalan

Apakah anda tahu asal mula frase kaki lima yang disematkan pada kata pedagang? Kalau belum tahu saya kasih tahu. Ceritanya penggunaan kaki lima ini berasal dari kata feet atau satuan ukuran panjang yang sering di gunakan oleh masyarakat Eropa, amerika dan Australia.

Nah frase pedagang kaki lima ini memang dikhususkan untuk pedagang pinggir jalan (street food) yang menggunakan trotoar untuk menggelar lapak. Panjang trotoar di luar negeri itu rata-rata 5 kaki. Karena di Indonesia banyak pedagang yang menggunakan trotoar,  akhirnya pedagang semacam itu disebut pedagang kaki lima. Pedagang yang berjualan di trotoar dengan panjang lima kaki.

Itu hanya intro saja untuk memulai artikel Bahaya Membeli Makanan di Warung Kaki Lima, karena saya tidak mungkin membahas pedagang kaki lima ini secara mendetail. Kita bahas yang lebih penting saja, ya...

Saya sebut penting karena melihat kenyataan bahwa di negara kita ini, pedagang kaki lima menjadi sebuah profesi  yang  banyak digeluti. Utamanya adalah pedagang makanan. Hampir setiap jengkal utamanya di kota besar akan sangat mudah ditemukan para pedagang makanan, baik itu yang mendirikan tenda atau hanya sekadar menggunakan gerobak dorong. 

Menjamurnya pedagang kaki lima tak lepas dari konsumen yang membeli. Ya, kalau tidak ada pembeli, mana mungkin mereka berdagang? Para konsumen termasuk saya lebih memilih membeli makanan dari para pedagang kaki lima ini karena lebih dekat, lebih praktis, dan yang terpenting lebih terjangkau ketika tanggal sudah merangkak uzur.

Bukan itu saja, sensasi makan di pinggir jalan ini begitu luar biasa. Bahkan kadang sensasi  ini, yang malah lebih dominan dari pada rasa dari masakan itu sendiri. Inilah beberapa alasan kenapa banyak sekali orang yang suka jajan di pinggir jalan dan membeli makanan di kaki lima.

Sayangnya tidak semua tahu bahwa ada bahaya-bahaya yang mengancam saat kita memutuskan untuk membeli makan di warung kaki lima. Sebabnya adalah tidak semua pedagang kaki lima itu benar-benar menjaga kualitas dagangannya.  Jika ini tidak diperhatikan oleh pedagang, konsumenlah yang akan dirugikan. Termasuk saya.

Karena itu mari kita rangkum bahaya-bahaya yang mungkin akan kita alami saat kita memutuskan untuk membeli makan di kaki lima.

Terancam penyakit menular

Selain enak, harusnya kita juga menempatkan faktor kebersihan makanan ini sebagai faktor utama aman tidaknya sebuah warung kaki lima. Yah, anda pasti tahu, sekarang ini banyak sekali ragam penyakit menular yang bisa di tularkan lewat makanan dan minuman. Penyakit-penyakit itu bisa berkategori kelas ringan  seperti flu, diare, kolera, muntah, keracunan, dan alergi, sampai penyakit yang berkategori kelas horor seperti Hepatitis(radang hati), meningitis(radang selaput otak), dan lain-lain

Bentuk penularannya bukan hanya lewat makanan, justru yang lebih membahayakan penularan lewat alat-alat makan. Di sebuah warung makan kaki lima pastilah peralatan macam piring, gelas, sendok dan garpu akan digunakan berkali-kali. Berpindah dari satu mulut kemulut lain. Nah, jika sang pemilik warung tidak membersihkan secara maksimal, penyakit akan gampang menular dari satu pembeli ke pembeli lainnya.

Zat-zat kimia yang terkandung dalam makanan

Jika kita masak sendiri di rumah atau minimal makan di resto kita mungkin sudah bisa pastikan bahan makanan yang di olah terjamin walau tidak seratus persen. Namun saat kita makan di warung pinggir jalan, keterjaminan dari bahan yang digunakan itu akan pupus. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya ketidak tahuan dari sang pedagang sendiri.

Padahal ketidak tahuan ini bisa berakibat fatal buat para konsumennya. Para pedagang  tidak memperhatikan zat-zat kimia yang mungkin terkandung pada makanan yang di olahnya. Baik itu berasal dari bahan pengawet pewarna makanan, penyedap rasa atau bahkan zat-zat kimia pestidia yang  masih menempel pada sayuran akibat pencucian yang kurang bersih. Anda harus sering-sering melihat acara investigasi makanan yang sering di tayangkan di televisi. Bagaimana para pedagang sekarang sangat profit oriented sehingga mengesampingkan keselamatan pembeli.

Mereka pasti tidak akan berpikir sejauh itu,  yang penting makanan enak dan pelanggan puas sehingga suatu saat akan kembali lagi.  

Bahan makanan tidak terkontrol

Beberapa orang mungkin akan sangat selektif memilih makanan. Utamanya terhadap bahan-bahan tertentu yang terkandung. Ini semua berhubungan dengan penyakit yang sedang diderita. Misalnya orang dengan gangguan tekanan darah tinggi akan cenderung menghindari makanan berlemak dan kaya garam. Demikian juga dengan penderita alergi berat, mereka akan berpantang dengan zat-zat atau bahan makanan tertentu yang bisa memicu kekambuhan alerginya.

Sayang nya saat makan di kaki lima kita tidak bisa mengontrol hal itu. Semua bahan akan campur aduk jadi satu sehingga tidak mungkin kita memiilih dan memilah mana yang boleh dan yang haram di konsumsi.


Kebersihan tidak terjamin

Namanya saja pedagang kaki lima, mereka selalu menggunakan tempat-tempat yang ramai untuk menggelar dagannganya seperti di pinggir jalan atau di depan ruko. Tempat yang mudah di akses oleh orang berlalu-lalang seperti trotoar dan pojok-pojok toko.

Rata-rata mereka menggunakan   tempat yang  terbuka bahkan kadang tanpa atap dan penutup samping. Nah inilah justru pangkal masalah. Makanan yang mereka sajikan pasti tidak akan luput dari kontaminasi debu kotoran dan asap kendaraan bermotor yang berterbangan. Suasana semacam ini semakin membuat runyam pembeli makanan kaki lima.

Zat-zat berbahaya itu akan terbawa angin dan hinggap di makanan yang kita beli. Sekali-dua kali mungkin tidak masalah. Namun jika keadaan seperti ini terus berulang, pelan dan pasti akan menimbulkan masalah kesehatan yang rumit di lain hari.

bahaya-membeli-makanan-pinggir-jalan

Suasana "warung" kaki lima yang ramai diserbu pembeli



Beberapa alasan di atas bukanlah sebuah kesimpulan baku bahwa membeli makanan di kaki lima itu pasti berbahaya. Karena hal-hal yang saya tulis di atas adalah sebuah potensi bahaya yang mungkin akan kita alami saat membeli makanan di pedagang kaki lima. Walau memang masih banyak pedagang kaki lima di negara ini tidak memperhatikan hal-hal di atas, namun saya yakin banyak juga yang sudah  sadar akan pentingnya beberapa aspek penting makanan di atas.

Karena itu, memasak makanan sendiri memang lebih di anjurkan karena dengan itu kita bisa mengontrol semua yang kita inginkan. Kalau memang sekali waktu harus membeli makanan di warung kaki lima, jangan khawatir, saya sudah membuat sedikit panduan praktis dan cara mengetahui seberapa amankah warung kaki lima yang akan anda jadikan tempat melepas lapar. Untuk panduan itu silahkan di baca artikel cara mengetahui keamanan warung makan kaki lima.



sehatsangat.blogspot.com/2013/08/efek-buruk-membeli-makanan-kaki-lima.html